PUSARAN.CO – “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al- Baqarah: 183).
Ayat Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 183 adalah dasar perintah melaksanakan ibadah puasa. Salah satu tujuan kehadiran manusia di bumi adalah untuk menjadi hamba yaitu beribadah kepada Allah SWT Ibadah puasa menjadi salah medium bagi seorang hamba beribadah kepada Allah swt sesuai tujuan penciptaan. Ibadah puasa adalah salah satu sarana penghambaan. Ada empat komponen penting berhubungan dengan ibadah puasa, yaitu ibadah puasa pelakunya orang-orang beriman, ibadah puasa Ramadhan bersifat wajib, ibadah puasa sudah ada sebelum Islam atau telah dilakukan para nabi terdahulu, dan ibadah puasa dilakukan agar meraih ketaqwaan kepada Allah SWT. Sehubungan dengan tujuan ibadah puasa Ramadhan dapat dimaknai sebagai berikut :
• Mencapai derajat taqwa. Taqwa adalah melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah. Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap pahala dari Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah” (Siyar A’lamin Nubala, 8/175). Imam Al-Jurjani mendefinisikan, “Taqwa yaitu menjaga diri dari siksa Allah dengan mentaati-Nya. Yakni menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya”. Taqwa adalah pakaian orang beriman, selalu menjaga perkataan, perbuatan dari apa yang dilarangan Allah swt.
• Agar kita menjadi orang yang lebih taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ibadah puasa menjadikan seseorang lebih taat, lebih dekat dengan Allah SWT.
• Membersihkan jiwa manusia (tazkiyatun nafs) dengan ibadah puasa. Ibadah puasa akan mendorong jiwa hati mutmainnah bekerja maksimal melawan hati yang serakah (lauwamah). Ibadah puasa dapat mengalahkan syahwat yang merupakan sumber maksiat atau sumber perilaku kotor. Terlatih selama kurang lebih 30 hari mampu menahan diri dari perkara yang mubah (makan, minum, hubungan intim), maka diharapkan setelah itu, kita mampu menahan diri dari perkara yang haram dan keji.
• Menciptakan kesejahteraan lahir-batin (dunia-akhirat), mencegah dari perilaku menyimpang, begitu pula bathin selalu bersih, tenang, tentram, terjauh dari rasa iri, dengki, ego.
• Merupakan media pendidikan bagi jiwa mengendalikan kesabaran dan ketabahan menjalankan perintah Allah SWT.
• Sarana efektif menumbuhkan rasa kasih sayang, rasa empati, kepekaan, kepedulian untuk saling menolong sesama umat manusia. Tujuan ibadah puasa adalah membangkitkan semangat kemanusiaan.
• Menyehatkan kesehatan fisik dan psikis (kejiwaan). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar kesehatan dunia meliputi empat hal yakni sehat fisik, psikis, sosial dan spiritual. Ibadah puasa telah memenuhi empat unsur dimaksud. Menurut Ahmad Syarifuffin dalam buku Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis, memberi pandangan bahwa rumusan kesehatan fisik yang ditetapkan WHO bisa terpenuhi dengan puasa dilakukan secara baik. Secara kejiwaan, sikap taqwa buah puasa, mendorong manusia mampu berkarakter ketuhanan (rabbani).
• Mendapat pahala, ganjaran surga dan jauh dari siksa neraka. Allah memerintahkan umat Islam berpuasa karena Allah ingin mendekatkan hambaNya kepada surga, bahkan pintu surga arrayaan bagi orang-orang yang berpuasa telah disiapkan Allah SWT.
• Mendapat ampunan segala dosa. Tujuan ibadah puasa adalah ampunan dari kesalahan atau dosa sebelumnya.
• Bersyukur kepada Allah SWT. Tujuan ibadah puasa menjadikan pribadi yang selalu bersyukur, mengingat nikmat yang diberikan Allah SWT.
• Menjadi hamba yang selalu berada dalam lindungan Allah, berdoa, berzikir, bertawakal dalam melaksanakan perintahNya. Tujuan puasa dapat menjauhkan diri dari siksa api neraka seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, “Siapa berpuasa sehari dengan niat fi sabilillah (di jalan Allah), niscaya Allah akan menjauhkan mukanya dari neraka sepanjang 70 musim panas,” (HR Bukhari).
• Sehat spiritual. Sehat spiritual adalah menghidupkan nilai-nilai ketaatan kepada Allah SWT. Ibadah puasa tidak berdiri sendiri, puasa Ramadhan berhubungan erat dengan shalat tarawaih, tadarusan Al-Qur’an, zakat fitrah, dll. semuanya saling menguatkan menghidupkan kesehatan spiritual. Sehat spiritual adalah Orang yang berpuasa berada dalam kondisi spiritual nyata dan selalu dinamis melaksanakan ajaran agama.(RLS)